Kaum Ortodoks gereja membangun paham agama Kristen di atas pilar penyaliban. Mereka menyatakan bahwa: kematian Yesus di tiang salib adalah kehendak Tuhan semesta Alam untuk menebus dosa manusia. Pengorbanan darah Yesus di Tiang Salib adalah sebagai penebus dosa. Doktrin ini berlangsung selama 2 milenium tanpa ada yang menggubris.
Secara logika, Allah mengutus Juru Selamat untuk menyelamatkan manusia dari perbudakan. Mulai dari Nuh sampai dengan Muhammad termasuk seorang Rasulullah yang bernama Isa atau dalam bahasa lain disebut sebagai Yesus
Banyak hari ini manusia mengklaim bahwa Nabi Isa telah disalib, kemudian naik ke langit. Sebuah kejadian yang tentu berbenturan dengan hukum fisika. dan anehnya, orang-orang membenarkannya tanpa menelusuri jejak kebenarannya
"dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) - menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat. tentang (pembunuhan) Isa, selalu dalam keraguraguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tau (siapa sebenarnya yang dibunuh itu) melainkan mengikuti persangkaan belaka jadi mereka tidak yakin telah membunuh nya An-Nisa' ayat 157
Yesus memang disalib tapi proses penyaliban tersebut tidak sampai membunuhnya. Yesus dihadapkan - pada ujian pengorbanan kepada Allah untuk melihat sampai mana kecintaan dan ketaatannya kepada Allah, layaknya ujian Abraham untuk meningggalkan bapaknya
Doa Yesus di tiang salib:
"Eli, Eli, lama sabakhtani!!!”
"Tuhanku, Tuhanku, mengapa Engaku : meninggalkan aku?!”
Yesus menghujat Yudas Eskariot, ini adalah suatu bukti bahwa rencana penyaliban itu bukan penyaliban suka rela dari Yesus dan bukan untuk menebus dosa fisik manusia
Karena penyaliban ini bersifat ujian, DIA akan menolong Yesus dari kematian sebagaimana Abraham tidak sampai membunuh anaknya
Posting Komentar