Membaca Ayat-Ayat Makkiyah dan Madaniyah (Bagian 4)

Teodisi.com : Kala itu, Islam dikatakan sempurna karena Rasulullah Muhammad sudah memiliki kekuasaan wilayah hukum yang merdeka dan telah diperkuat oleh kekuatan militer dengan bala pasukan tempur yang telah berhasil memukul mundur pasukan Romawi dan Persia saat perang Mu'tah dan Tabuk, sehingga mereka tumbuh berkembang menjadi bangsa yang disegani oleh dunia saat itu. Sejarah dunia telah mencatat bahwa semua Rasul Allah masih meninggalkan jejak kekuasaan pada zamannya masing-masing. 

Membaca Ayat-Ayat Makkiyah dan Madaniyah (Bagian 4)


Siapa yang mampu menafikan kekuasaan Khilafah yang dibangun oleh Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad Saw? Mereka semua gemilang dalam berjuang mengeluarkan bangsanya dari kondisi kegelapan, dijajah oleh penguasa jahiliyah (zhulummat) menuju suatu kondisi terang benderang, hidup berdasar ilmu (Nur) Allah. Inilah kondisi yang disebut dengan kondisi berkat atau kondisi ni'mat.


Kehidupan sebuah ummat akan mendapat BERKAT karena menaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Sebaliknya situasi kehidupan yang mendapat KUTUK disebabkan karena tidak taat dan melanggar kehendak dan perintah Allah, Rabb Semesta Alam. Orang-orang yang beriman akan mendapat berkat dan orang-orang kafir musyrik akan mendapat kutuk (gambaran kondisi berkat dan kutuk tertulis dengan jelas dalam Alkitab PL, Kitab Ulangan 28:1-48).

Gambaran sejarah kehidupan berkat dan kutuk tersebut dapat digunakan sebagai alat "membaca" atau memotret dunia saat ini apakah sedang mendapat berkat atau kutuk, sedang dalam kondisi beriman atau musyrik, ataupun sedang berjalan pada jalan kebenaran sebagaimana contoh para Rasul atau sedang hidup dalam jalan kesesatan sebagaimana musuh para Rasul. Firman Allah dalam Al-Quran surat Al-A'raf (7) ayat 96-99 di bawah ini juga mengajak umat Islam di dunia berpikir akan kondisinya pada hari ini.


Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan dilimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.

Renungan firman Allah tersebut di atas menjadi sangat penting untuk melihat kondisi umat Islam di dunia saat ini, apakah berada dalam berkat atau kutuk Allah, sehingga kita akan lebih jernih memaknai esensi kondisi Makkiyah ataupun Madaniyah saat ini.


Jika kita melihat kondisi dunia saat ini secara jujur, harus diakui bahwa bangsa-bangsa di dunia ini sedang mengalami krisis multidimensi yang sangat akut. Beberapa hari ini kita ditunjukkan bagaimana kebiadaban dari perilaku kejahatan, misalnya perang antara bangsa, krisis di Timur Tengah yang terus berlanjut, kerajaan melawan kerajaan, terorisme, ISIS, pembunuhan, penipuan, korupsi, kejahatan seksual, kerusakan akhlak para pemimpin bangsa, pelanggaran HAM, narkoba, dan banyak lagi kerusakan dan kejahatan dari sektor kehidupan lainnya.

Sahabatku......

Sejarah konflik global lintas bangsa dan benua telah memberi bukti akan kerusakan maha dahsyat ummat manusia sebagaimana catatan peristiwa dalam Perang Dunia 1 dan Perang Dunia II. Semua itu terjadi karena hawa nafsu manusia yang ingin menguasai manusia lainnya, dan nafsu politik para pemimpin bangsa untuk memperbudak bangsa-bangsa lainnya. 

Pada Milenium ketiga ini, indikasi situasi tersebut juga sedang bermunculan di mana antarbangsa saling menjajah, menintervensi dan mengintervensi dan menginvasi bangsa lainnya, baik yang ada di negara-negara muslim maupun non-muslim di dunia. Bahkan lebih parah lagi, sesama negara muslim sendiri saling berperang atau saling boikot untuk memperebutkan hegemoni dan kepentingan ekonomi politik sesaat, sehingga berakibat carut marut dan kesengsaraan ummat manusia dalam skala global.

Contoh konkrit perang saudara di dalam internal negara-negara muslim Hari ini adalah perang antara Arab Saudi melawan Yaman, pemerintah Irak dan Suriah melawan pemberontak ISIS, perseteruan Irak dan Iran, Israel melawan Palestina, yang telah meluluhlantakkan peradaban dan menyebabkan ratusan ribu bahkan jutaan manusia tidak berdosa menjadi korban. 


Selain itu, kegagalan Arab Spring (revolusi Arab; musim semi Arab) pada negara-negara muslim Timur Tengah seperti Tunisia, Mesir, Libya dan negara lainnya berakibat konflik berdarah yang berkepanjangan, karena mereka melakukan revolusi massa melalui gelombang demokratisasi tanpa adanya kesadaran bersama dalam ide (fikrah) dan metode (thariqah) yang sesuai dengan sunnah Rasul-Nya.

Lebih mengherankan lagi, bahwa hari ini negara-negara muslim justru bersekutu dengan negara-negara nonmuslim dalam aliansi blok Barat maupun Blok Timur guna merebut hegemoni (super-power) sehingga berpotensi menyebabkan menyebabkan friksi dan ketegangan yang berakhir dengan Peperangan antara bangsa di muka bumi. Di tengah konflik antarnegara tersebut, ketegangan terjadi di sejumlah titik panas di beberapa lokasi dunia, termasuk keterlibatan Indonesia dalam sengketa Laut Cina Selatan, yang tidak menutup kemungkinan akan memicu terjadinya perang Dunia III. 

Hal itu bisa saja terjadi manakala para pemimpin bangsa di dunia ini lebih mengedepankan nafsu syahwat atau isme bangsanya masing-masing, baik sosialisme-komunisme maupun liberalisme-kapitalisme, bahkan anarkisme-terorisme, yang menjadi anti-tesis (lawan) dari isme Kasih Sayang Allah (Ar-Rahman dan Ar-Rahim).

Dengan melihat data dan fakta kondisi dunia saat ini serta membandingkan dengan deskripsi situasi berkat dan kutuk dari ayat-ayat Allah di atas, maka kita bisa menyimpulkan bahwa dunia saat ini sedang berada dalam kondisi Kutuk. Pertanyaan yang harus dijawab secara jujur oleh stakeholder penguasaan negeri maupun ulama lintas agama hari ini adalah, "Apakah kondisi dunia (umat Islam) tersebut dalam kondisi berkat atau kutuk? Jika sudah bisa menjawabnya, maka kita akan kembali menemukan esensi kondisi bahwa dunia dan bangsa ini sedang "beriman" atau "musyirik" kepada Allah, Rabb Semesta Alam. Iqra' silakan masing-masing dari kita "membaca" kondisi tersebut.

Sahabatku...

Atas dasar konsepsi pelajaran dari firman firman Allah dan "membaca" kondisi kehidupan hari ini, maka penulis menilai bahwa kehidupan bangsa-bangsa di dunia sedang dalam berada dalam kegelapan. Pertanyaannya, "Apakah salah jika ada sekelompok manusia beriman mengambil sikap dan berjuang untuk mengubah kondisi kegelapan; jahiliyah (zhulumat; kutuk; darul bawar) menjadi kehidupan yang terang (Nur, berkat, Darussalam) dengan mencontoh sunnah para Rasul yang telah mendapatkan nikmat Jalan Kebenaran dari Allah? Apakah salah jika mereka memulai kembali isi risalah-Nya dengan menerapkan prinsip-prinsip dakwah dalam kondisi Makkiyah menuju kepada kondisi Madaniyah? Anda punya hak untuk menjawab dan menyikapinya. 


Selanjutnya, sebagai hamba yang beriman kepada ketetapan dan ketentuan dari Allah, maka terhadap Apa yang akan terjadi di hari esok, orang-orang beriman hanya dapat bertawakal (berserah diri) kepada-Nya.

Kiranya renungan akhir ini dapat membuka mata spiritual sahabat dalam membaca kondisi dunia hari ini, sehingga dapat mengambil sikap yang benar dalam membumikan ayat-ayat Al-Quran. Tidak ada cara yang paling benar, Kecuali kembali kepada sunnah Rasulullah Muhammad, yakni memulai membaca dan mengamalkan wahyu Allah dari ayat-ayat Makkiyah, yakni ayat-ayat tentang keimanan (akidah) seperti yang dilakukan Rasulullah pada fase awal dakwahnya.

Teruslah menjadi hamba-Nya yang sejati dan menjadi aktor penggenap dari ayat-ayat Allah!! Wassalam


SELESAI

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama

Saran dan Masukan